4.2.3. Retensio
Plasenta
Plasenta
atau bagian-bagianya dapat tetap berada di dalam uterus setelah bayi lahir.
Penyebab
a. Plasenta
belum lepas dari didnding uterus
b. Plasenta
sudah lepas tetapi belum dilahirkan (disebabkan karena tidak adanya usaha untuk
melahirkan atau karena salah penanganan kala III)
c. Kontraksi
uterus kurang kuat untuk melepaskan plasenta
d. Plasenta
melekat erat pada dinding uterus oleh sebab vili korealis menembus
desidua sampai miometrium-sampai dibawah peritoneum (plasenta akreta-perkreta)
Penatalaksanaan
a. Jika
plasenta terliahat dalam vagina, mintalah ibu untuk mengejan. Jika anda dapat
merasakan adanya plasenta dalam vagina, keluarkan plasenta tersebut.
b. Pastikan
kandung kemih sudah kosong. Jika diperlukan, lakukan katerisasi kandung kemih
c. Jika
plasenta belum keluar, berikan oksitosin 10 Unit IM, jika belum dilakuak dalam
penanganan aktif kala III
d. Jika
plasenta belum dilahirkan setelah 30 menit pemberian oksitosin dan uterus
terasa berkontraksi, lakukan penarikan tali pusat terkendali
e. Jika
traksi tali pusat terkendali belum berhasil, cobalan untukmengeluarkan plasenta
secara manual. Jika perdarahan terus berlangsung, lakukan uji pembekuan darah
sederhana. Kegagalan terbentuknya pembekuan setelah 7 menit atau adanya bekuan
lunak yang dapat pecah dengan mudam menunjukan koagulapati
f. Jika
terdapat tanda-tanda infeksi (demam, secret vagina yang berbau), berikan
antibiotik untuk metritis.